26 Oktober 2008

Mengapa harus orang lain yang menjadi wasit?

Suatu permainan akan dianggap sah apabila ada wasitnya. Adakah kemungkinan suatu permainan khususnya yang identik dengan keberadaan atau bantuan wasit suatu ketika harus berjalan tanpa wasit? Dengan alasan seluruh wasit di seluruh dunia sedang rapat akbar atau liburan bersama ke Hawaii!! (maap..ilustrasi yang sangat koya.hHa). Jadi nanti semisal Christ John ingin bertanding dengan lawannya, PERSIJA bertanding melawan Persis, Sony Dwi Kuncoro meawan Lin Dan, mereka harus siap bermain dari awal tanpa akhir dengan mandiri, gak asal maen dan yang jelas ada kejujuran yang benar-benar jujur untuk mengatakan out atau masuk serta menghitung skor kemenangan secara bersama berdasarkan asas kekeluargaan tanpa rebutan dan anarkisme.

Dalam konteks riil mungkin ini terlalu mengada-ada dan hanya akan berhenti sbg bahan banyolan belaka, tetapi saat kita skeptis mencerna bagaimana kejujuran saat ini saya rasa banyak hal yang bisa kaji. Bisa jadi manusia memang pentok tak bisa jujur secara suratan takdir, atau memang karena asas monodualisme dimana peran orang lain sangat dibutuhkan sehingga dibuatlah konsep wasit untuk memberi lapangan pekerjaan secara merata dan bersinergi.

Kejujuran berpotensi ada pada setiap manusia tinggal ada tidaknya niat untuk mengaktifkannya. Selanjutnya kejujuran berjamaah akan berpotensi pada terciptanya jalan hidup benar entah di ruang keluarga, organisasi, pekerjaan, sampai pada taraf negara. Pasti menyenangkan